masa lalu berselimut debu

Hari ini bukanlah hari yang bisa dipakai untuk lenje-lenje dan nyampah seperti biasa karena sang nyonya rumah (baca: nyokap gue) menyuruh sang anak ini untuk merapikan kamar (syalalalaaa sungguh kalau denger sebutan ini gue langsung nyanyi-nyanyi pura-pura gak denger)

Tadinya gue yang masih bertahan dengan pola hidup kalong, yang tidur siang dan beraktifitas di malam hari, bangun kian sore beranggapan titah itu dapat dipatahkan. Nyatanya gue tetap saja disuruh menjalankannya dengan alasan hari selasa yang akan datang kami semua akan hengkang ke Jogjakarta untuk liburan. Yaudalah, nasib. Anak pembangkang ini pun menurut juga..

Hal yang paling membuat gue anti beresin kamar sesungguhnya adalah debu! Ya, gue sangat alergi pada debu, ada debu dikit di buku yang lagi gue baca kadang bisa buat gue bersin. Memang, gue agak berlebihan. Dan berhubung kamar gue itu udah numpuk dengan segala benda kenangan masa sekolah dan belum gue beresin sama sekali sejak 'liburan' (tak sanggup gue nyebut ini liburan tanpa tanda kutip) jadilah debu pelapis segala barang. Gak heran. Ditambah lagi gue mengharapkan waktu pemberesan yang efektif dan efisien, maksudnya hanya dilakukan sekali saat gue akan pindah ke kosan gue (yang entah akan di mana) nanti. Jadi kan gak perlu kerja 2x, betul gak?

Tapi setelah berjam-jam gue berusaha melawan partikel-partikel debu yang ada dan jadi menderita sampai ingin mencopot hidung, gue menemukan juga beberapa hikmahnya. Selain salah satunya kamar gue jadi rapi (YAIYALAH! Itu kan tujuannya diberesin jup!), gue menemukan kembali barang-barang, ehm sebagian besar, idiot dari masa lalu.

Inilah beberapa barang yang gue temukan itu:

1. Cincin silver kesayangan
Sebenarnya cincin ini hanyalah cincin perak biasa yang gue beli pas study tour jaman SMP ke Jogja dulu, tapi yang membuatnya istimewa adalah modelnya yang ternyata sama persis dengan model cincin punya bonyok gue jaman mereka pacaran dulu! Dan sungguh, gue belum pernah diceritain sebelumnya tentang itu dan tidak tahu menahu tentang mereka yang punya cincin kembaran pas pacaran. How wonderful is that.

2. Kumpulan kertas-kertas
Ini adalah bukti bahwa dari dulu gue hobi nyampah. Ya, nyampah dalam arti harafiah. Karena gue menemukan banyak carikan kertas yang diselip di mana-mana sampai ke buku catatan, dan kebanyakan kertas-kertas itu berisi larikan puisi. Yampun jupi! How norak are you. Bodo amatlah, ada beberapa yang lumayan juga kok, hehe.

3. Gambar-gambar eke
Selain puisi, isi lain dari kertas-kertas coretan itu adalah gambar. Kebanyakan sih sepertinya karena iseng akut, tapi ada juga yang beneran dibuat on purpose seperti dalam rangka mencari kostum MD yang baru. Hmm, kerjaan gue dulu emang itu dalam tim, haha karena cuma itu yang gue bisa :p

4. Sertifikat dan piagam!
Nah, ini yang paling mending dan membanggakan! Ternyata di antara tumpukan file dan map, gue menemukan ada sertifikat dan piagam yang gue dapat dari hasil ikut lomba. Ada yang juara 1 lomba FD, runner up MD di CC Cup, sampai lomba-lomba esai dan something about environmental activism gitu. Yah, lumayanlah ada bukti juga dulu gue gak bego-bego dan gakguna-gakguna amat, hehe.

5. Diary dan jurnal
Entah harus bangga atau kesel, tapi dari dulu gue ternyata telah menumpuk banyak buku kayak begini. Ada yang buat ngarang cerita, ada yang isinya curhatan labil, ada yang buat project-project esai, paper atau (bahkan) kartul, sampai ada yang buat tuker-tukeran sama teman dekat. Oke, yang terakhir memang paling jadul. Tapi ya itu, semua buku-buku itu ternyata ada banyak. Kalau gue lihat lagi yang ada di benak gue pertama kali adalah 'kok gue rajin amat ya nulis-nulis begini?' dan penemuan ini semakin membuktikan, ya, saya memang hobi menulis dari dulu.

Begitulah kira-kira pengalaman lelah gue hari ini. Benda-benda yang gue sebutin itu cuma sebagian kecil dari sekian harta gue dari masa lalu yang tadi gue temukan dalam balutan debu. Sekarang melihat semua itu kembali rasanya waktu berjalan cepat ya? Gue dengan segala kebiasaan dan hidup gue dulu, sekarang akan jadi mahasiswi yang akan tinggal di kamar kost sendiri. Entah akan jadi seperti apa nanti dan di mana, tapi rasanya waw aja ngebayanginnya.

Semoga deh apa yang gue simpan dan pelajari dari masa lalu, ditambah dengan apa yang gue punya sekarang, akan menjadi bekal dan pegangan gue yang baik untuk masa yang akan datang. Be a better Yovita!
Amin.

Comments

Popular posts from this blog

terima kasih dan maaf