mereka bilang bahwa "rumput tetangga lebih hijau"
dan bahkan saya tidak punya rumput hijau, tapi kuning. bukan karena layu, tetapi karena berbeda.

namun ada saja dia yang berumput hijau ingin punya yang kuning seperti saya. untuk apalagi? 
supaya ada yang selalu bisa dijadikan tempat berbagi kata jika sedang bosan dan apapun yang sedang terjadi, katanya. supaya ada yang menjadi penghangat saat dingin, katanya. supaya ada yang bisa mengisi status, katanya.
bahkan saya saja masih bisa bilang, kuning kehijauan mungkin lebih baik? karena bagaimana kalau ada yang bisa selalu mendengar kata, namun tidak sepenuhnya mengerti? bagaimana jika ada penghangat namun selalu hilang saat dingin? dan bagaimana ada status tapi tanpa makna?

jika saja dia bisa menghargai setiap hal kecil, bisa tidak menganggap cengeng hal tentang kenangan, bisa tidak menganggap muluk hal mengenai impian, bisa merasakan hal yang bernama ambisi, atau setidaknya tahu cara membuat saya nyaman untuk sekedar berbagi hal remeh itu tanpa perlu takut dianggap sebelah mata entah karena memang saking remehnya itu tidak mungkin atau justru terlalu tinggi untuk jadi mungkin?

guess I haven't found the one like that who appreciate every little thing in me till I let him know the biggest thing in me.

Comments

Popular posts from this blog

terima kasih dan maaf