pilihan terakhir

saya tidak tahu lagi harus menjajaki lahan yang mana. semua sektor rasanya sudah dijajah rasa kenyamanan yang mereka miliki tanpa menyisakan tempat pencacian. sayangnya porsi yang saya cari adalah yang justru tidak ada. saya bingung. kalau kata remaja sekarang, saya galau.
jujur, saya berusaha menjadi waras dengan semua sesakan pikiran di dalam sini. rindu, penat, kesal, merasa asing, dan bahkan ingin berlari dan berteriak. ya, saya seaneh itu. jauhi saya saja kalau memang tidak suka. wilayah ini tidak mengharuskan anda melihat apa yang tidak ingin anda lihat. terima kasih.


jahat kalau saya sebut, tapi saya takut membenci dan dibenci anda semua.
mungkin memang ini hanya 'belum' tapi entah kenapa kata 'tidak' lebih cocok menggambarkan ketidaknyamanan saya. sebut saya pesimis, ya saya pesimis untuk hal ini.
kadang saya merasa saya salah memilih tempat. salah saya berada di sini untuk berpijak atas nama mimpi. sekali lagi saya bilang, ya saya menjadi pesimistis.

rasanya dulu saya bahagia mendapat tempat ini untuk kembali menata mimpi, tapi sekarang keyakinan itu rasanya semakin pupus oleh waktu.
pupus karena ternyata sastra tak sekedar berkata dan saya merasa apalah saya untuk menjalani semua itu. ditambah lagi karena mereka, ya, mereka itu yang saya sebut-sebut sedari tadi. yang membuat saya semakin ragu dapat menjadi saya yang dulu dalam menghadapi 'dunia-yang-mendadak-menjadi-tidak-(cocok untuk)-saya-lagi'

saya benci bilang ini, sekali lagi, ya saya benci. tapi daripada saya keburu gila karena menyesakkan otak yang terbatas dengan hal-hal tak terbatas yang sebenarnya tidak (terlalu) penting.

saya ingin hilang. hilang dan lenyap.





wuuusshhh..

Comments

geni maharani said…
relax dear,
time heals :)

im here anytime sayanggg *virtualhugg*

SEMANGAT JUPIKU SAYANG!KAMU BISAAA!:D

Popular posts from this blog

terima kasih dan maaf