jurnal jupi

sepi sekali di sini. hanya kosong. hampa. dan dingin. kaku. kaki fisik berpijak tapi aura pancarkan hanya hitam. aku tak tahu mengapa begini! apa sakit? apa perih? apa yang dirasa? kenapa aku tidak tersentuh dengan sastra itu? kenapa bahkan kalimat dalam bahasa ibu tidak bisa aku mengerti? apa aku bodoh? kemana perginya semua isi otakku selama hampir 17 tahun ini? HEY! aku memanggilmu sekarang.. kemana kamu wahai jiwa? dimana kamu bersemayam wahai jiwa? MANA? aku tidak boleh begini. cepat isi lagi hidup dengan hati! agar aku hidup di masa ini aku tertawa karena lelucon sekarang aku tersentuh dengan roman masa kini aku menangis karena kepedihan hari ini aku bingung dengan masalah baru yang muncul aku kedinginan karena AC baru di kelas sekarang. KEMBALIKAN PIKIRANKU KESINI! bahkan aku tidak tahu kemana pikiranku berlabuh aku ingin hidup sekarang..

SEMANGAT ITU TEMPORER! dan saya setuju dengan yang ini..

diam. kuhanya duduk terdiam disini. rasanya pikiran sudah jauh dari sini hanya raga yang nampak namun tak menapak. pikir. olah sel otakmu agar bekerja! tidak bisa. banyak unsur lain yang lebih menggoda untuk ditelisik. angin menyapa, membawa serta segenap usaha yang telah terjadi. sesal. tak berguna. hmm fokus. bisakah gambar di otakku berbentuk hal yang utuh padu? ayo coba. ... ukh! tak bisa. (berpaling)

Kau begitu sempurna Dimataku kau begitu indah kau membuat diriku akan slalu memujimu Disetiap langkahku Kukan slalu memikirkan dirimu Tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintamu Janganlah kau tinggalkan diriku Takkan mampu menghadapi semua Hanya bersamamu ku akan bisa Kau adalah darahku Kau adalah jantungku Kau adalah hidupku Lengkapi diriku Oh sayangku, kau begitu Sempurna.. Sempurna.. Kau genggam tanganku Saat diriku lemah dan terjatuh Kau bisikkan kata dan hapus semua sesalku